TUHAN ITU ADIL...ITULAH KEBESARAN TUHAN

Mencari kebahagiaan layaknya mencari kupu-kupu. Sulit bagi kita yang terlalu bernafsu. Tapi, mudah bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjangnya sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini. Kita dapat mengejarnya dengan berlari kencang ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah kita mendapatkannya. Namun, kita belajar. Belajar bahwa kebahagiaan tidak bisa didapat dengan cara-cara seperti itu. Kita jadi tahu bahwa kebahagiaan bukan sesuatu yang dapat digenggam atau disimpan. Bahagia itu ada di dalam hati. Semakin kita kejar kebahagiaan itu semakin jauh pula ia pergi dari kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam hatimu dalam setiap langkahmu. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani kehidupan kita, dalam sedih, dalam riuh, dalam ketulusan hati kita. Bahagia itu ada dimana-mana, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya. Teman, cobaan yang diberikan oleh Allah SWT adalah ujian karena kita layaknya besi-besi yang ditempa, pisau-pisau yang terus diasah. Seberapa besar rasa percaya kita kepada Allah, sehingga mampu membuat kita memotong 'tali pengait' saat kita tergantung terbalik. Atau saat kita mampu menumbangkan sebuah pohon besar dan tua hanya dengan sebuah pisau kecil. Teman...percayalah akan ada petunjuk-petunjuk Allah dalam setiap langkah kita menapaki hidup ini. Sebab, ketika kita sudah percaya maka petunjuk Allah akan datang tanpa disangka-sangka. Menyenangkan hasilnya daripada kita terus bersedih meratapi yang tidak dapat kita peroleh di masa lampau.

Teman, aku pernah mengalami kegagalan cinta. Memang tidak lebih parah dari kisah anda tapi cukup untuk berbagi pengalaman kepada anda yang belum pernah mengalaminya. Awalnya aku tidak menyangka kalau aku akan mengejarnya. Itu aku lakukan bukan karena keterpaksaan akibat buah cinta kami. Tapi lebih dikarenakan aku mencintainya setulus hatiku dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Semakin aku mengejarnya dan berusaha memberitahukan bahwa telah hadir buah hati cinta kita berdua, semakin jauh ia pergi dariku. Hingga suatu hari kakakku menyadarkanku bahwa dari 1000 individu, 999 orang membencimu pasti masih ada 1 atau berapapun jumlahnya yang masih mencintai dan mengharapkan kehadiranmu. Yup, aku kini makin dekat dengan-Nya dan aku telah meminta ampunan-Nya karena aku sempat melupakan batas-batas imanku. Dan Dia telah membuka mata hatiku bahwa cinta memang tidak harus memiliki.

 

Tulisan ini aku tujukan untuk keluargaku yang selalu membesarkan hatiku, memberiku ilmu untuk selalu tegar menghadapi segala bentuk kehidupan, mengajarkan aku bahwa hidup itu terdiri banyak noktah. Dan aku harus siap dengan itu. Papa...aku ingin sepertimu. Kuat seperti pohon bambu yang tidak tumbang dengan angin sekencang apapun. Dan aku ingin menjadi sepertimu, kakakku Deddy....yang selalu mengajak orang lain untuk menyadari bahwa hidup itu sudah tertakar, terukur oleh Allah SWT. Hanya kepasrahan yang bisa menjadikan kita hidup tenang sesusah apapun dilemma yang kita terjang. Okey...life must go on!!!!Chayoo untuk semua makhluk di muka bumi


Chayoo....