Kasihan Deh Jadi Artis

KASIHAN DEH JADI ARTIS....



Terkadang aku merasa kagum dengan kesuksesan para artis yanng mempu menorehkan banyak prestasi. Tak sedikit dari mereka mendapatkan berbagai penghargaan. Dan bannyak pula dari komunitas mereka yang bahkan membentuk modal untuk membuka peluang usaha lain. Seharusnya kita juga berterimakasih pada mereka setidaknya telah membantu membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain (Yah, walaupun ada yang harus jual tampang). Kepopuleran mereka menjadi lahan ekonomi bagi yang banyak perusahaan yang bergerak di bidang media & komuniksi. Ada yang meliput seputar keseharian mereka di lokasi syuting, makanan favorit mereka, tempat tongkrongan yang sering mereka jabanin, dan yang paling sering adalah liputan mengenai putus nyambungnya mereka dengan pasangan. Nah yang terakhir ini nih yang bikin aku merasa iba dengan mereka. Dibalik mobil mewah yang mereka kendarai sambil memboyong gengsi kelas tinggi, di belakang baju mewah serba waaaaaah yang mereka kenakan, dan serba aksesoris menarik yang mereka beli sebenarnya tersimpan juga rasa sedih yang teramat dalam meskipun itu kerap kali mereka sembunyikan dengan senyuman.

Yaah, artis kan juga manusia. Mereka tak lepas dari sisi humanitas yang terdiri dari banyak sifat diantaranya adalah egois. Memang berat rasanya melakukan sesuatu di luar kehendak hati. Inginnya sih merahasiakan setiap masalah yang tentu saja ingin mereka kubur dalam2 atau ingin mempertahankan martabat dan nama baik keluarga. Tak sedikit dari mereka yang rela sesumbar masalah pribadi mereka bukan karena mereka ingin tapi karena keterpakasaan (daripada dibilang “kacang lupa akan kulitnya” oleh pers, atau “sombong” atau “egois”). Sekali lagi, jika kita mau menyelami perasaan mereka, bukan egois namanya jika mereka memilih untuk diam. Mereka hidup tidak sendiri, ada ortu, suami, istri, bahkan anak2 yang menjadi bahan pertimbangan mereka untuk terbuka atau tidak. Yang lebih kasihan...ini menurut analisis saya yah...banyak sekali pemberitaan seputar kehidupan artis yang terkesan dibuat-buat. Dan sebagai tambahan media terkadang mengatakan “si A bisa saja bilang tidak, tapi artis itu kan pandai berakting”. Duh, kasihannya jadi artis. Mereka malah jauh lebih tidak dipercaya ketimbang residivis kambuhan (becanda yah....). Yang lebih sadis lagi pemberitaan yang terkesan ala kadarnya atau dibuat2 hanya untuk menaikkan rating penjualan. Weleh, mengorbankan sisi private seseorang untuk keuntungan perusahaan. N yang jelas kalau kelurga besar dah dengar berita-berita miringnya ada juga sebagian dari mereka yang menglami krisis kepercayaan dari keluarga. Deket ma si B dibilang pacaran, dateng ke rumah si C dibilang selingkuh, belanja bareng ma si D dibilang PDKT. Wah serba repot yah jadi artis. Yang repot lagi mereka jadi bingung enaknya jomblo atau inrelationship atau urung nikah yah? Hehe...tapi kamu2 yang emang punya talenta jadi artis jangan takut2 yah....Ini cuma sekedar pendapat atau analisis aku aja. Jangan dijadikan patokan coz jadi artis banyak enaknya juga.